“Bacalah dengan nama Tuhanmu , yang telah
menjadikan manusia dari segumpal darah . Bacalah lah dan Tuhanmu sangat pemurah
, yang telah mengajarkan manusia dengan pena , yang telah mengajarkan manusia
tentang apa yang tidak diketahuinya “
Mengapa orang-orang (baik anak-anak maupun
dewasa) Indonesia kurang berminat membaca? Padahal jika dicermati penerbitan
buku, majalah maupun koran sangat meningkat. Tetapi sayang, minat ini hanya
terbatas pada membaca koran dan majalah.
Sedangkan minat baca yang dimaksud tentunya juga
membaca buku yang memuat pengetahuan yang menyebabkan masyarakat suatu negeri
memiliki penduduk yang cerdas dan mampu bersaing setaraf dengan masyarakat
negeri lain di bidang apa saja didunia internasional.
Dikutip KaryaKu dari laman perpusda.cirebonkab.go.id ada banyak teori yang menyebabkan minat
baca masyarakat Indonesia.
Pertama,
sistem pembelajaran belum memuat anak-anak, siswa, dan mahasiswa harus membaca
buku (lebih banyak lebih baik), mencari informasi atau pengetahuan lebih dari
apa yang diajarkan, mengapresiasikan karya-karya ilmiah, filsafat, sastra, dan
sebagainya.
Kedua,
banyaknya jenis hiburan, permainan (game) dan tayangan TV yang mengalihkan
perhatian anak-anak dan orang dewasa dari buku, surfing di internet walaupun
yang terakhir ini masih dapat dimasukkan sebagai sarana membaca.
Hanya saja apa
yang dapat dilihat di internet bukan hanya tulisan tetapi hal-hal visual
lainnya yang kadangkala kurang tepat bagi konsumsi anak-anak. Nah, bagi orang
tua seharusnya mengarahkan hal-hal segi positif dari internet itu.
Ketiga,
banyaknya tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman rekreasi,
tempat karaoke, night club, mall, supermarket.
Keempat,
budaya baca memang belum pernah diwariskan nenek moyang kita. Kita hanya
terbiasa mendengar berbagai dongeng, kisah, adat-istiadat secara verbal
dikemukakan orang tua, nenek, dan tokoh masyarakat.
Kelima,
para ibu orang tua kita senantiasa disibukkan berbagai kegiatan, serta membantu
mencari tambahan nafkah untuk keluarga. Sehingga tiap hari waktu luang sangat
minim bahkan hampir tidak ada untuk membantu anak membaca buku dan belajar,
hanya karena disibukkan urusan pribadi masing-masing.
Keenam,
sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan, masih
merupakan barang aneh dan langka.
Ketujuh,
mempunyai sifat malas yang merajalela dikalangan anak-anak maupun dewasa untuk
membaca dan belajar demi kemajuan diri masing-masing untuk menambah ilmu
pengetahuan.
Dari sekian banyak penyebab rendahnya minat baca,
semuanya kita kembalikan pada diri pribadi masing-masing untuk menyadari betapa
penting manfaat dari membaca itu sendiri, dari poin pertama hingga terakhir itu
tidak akan menjadi kendala kita untuk menumbuhkan sifat membaca dan
mewariskannya.








No comments:
Post a Comment