Berangkat
dari maraknya gerakan EH di seluruh dunia beberapa tahun lalu, sejumlah pemuda
di Kota Solo pun ikut ambil bagian dalam gerakan berskala internasional itu.
Akhirnya, tahun 2012 lalu dilaksanakanlah Earth Hour di Solo untuk pertama
kalinya.
“Waktu
itu kita mengajak warga Solo untuk memadamkan lampu dan alat-alat elektronik
lain selama 60 menit,” kata Koordinator EH Solo, Sadrah Sumaryanto.
Di
awal kemunculannya, banyak kalangan memandang sebelah mata komunitas ini. Tak
sedikit yang meragukan dampak yang diberikan aksi memadamkan lampu selama satu
jam. Tentang hal ini Sadrah menjelaskan bahwa aksi tersebut hanyalah sebuah
perayaan bagi orang-orang yang peduli lingkungan.
“Harapannya,
hemat listrik dan cinta lingkungan bisa dijadikan gaya hidup sehari-hari. Jadi
intinya bukan hanya memadamkan lampu selama satu jam,” terangnya.
Bahkan
kegiatan EH Solo tidak terhenti pada aksi pemadaman lampu yang biasa
dilaksanakan setiap minggu keempat Bulan Maret itu. Tahun ini, EH Solo memfokuskan
diri menggarap empat lini yang dipandang perlu diubah dari gaya hidup orang
Solo yaitu penghematan sampah plastik, penghematan energi dan air, penggunaan
transportasi umum, serta penghematan kertas dan tisu.
“Empat
isu itu yang kita angkat tahun ini karena secara tidak langsung itu akan
berdampak pada konsumsi energi tingkat polusi di lingkungan kita,” kata Sadrah.
Empat
tema tersebut dikemas dan dikampanyekan dalam kegiatan-kegiatan EH di Solo.
Komunitas itu tak pernah absen dari gelaran Car Free Day (CFD) setiap Minggu di
Jalan Slamet Riyadi. Di sana, mereka mengajak masyarakat untuk bergaya hidup
ramah lingkungan. Tak hanya itu, setiap usai CFD, mereka pun ikut membersihkan
sampah-sampah yang berserakan di sekitar tempat mereka beraksi.
“Kita
juga punya program Bancakan yang kepanjangannya Belajar Aksi Nyata Cinta
Lingkungan. Dalam program itu kita bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk
mengajak murid-murid mencintai gaya hidup ramah lingkungan,” kata Sadrah.
Selain
berkampanye, EH juga mendorong para volunteer untuk menghayati gaya hidup
”hijau”. Salah satu upayanya adalah dengan memberi kesempatan bagi volunteer
untuk berbagi pengalaman dalam menjalani pola hidup hijuanya.
“Mereka
bisa sharing di website kita earthhoursolo.org.
Selain itu juga setiap Sabtu jam 17.30 kita ada pertemuan dan disana kita
dorong anggota untuk bercerita tentang pengalamannya,” kata dia.
Untuk
menjamin kelangsungan gerakan tersebut, EH setiap tahun mengadakan open recruitmen.
Biasanya, setelah mendaftar, para calon anggota itu mendapat pelatihan selama
dua hari di EH Solo Camp. Di situ pola pikir dan gaya hidup cinta lingkungan
ditanamkan kepada calon anggota.
“Kebetulan
saat ini kita sedang membuka pendaftaran anggota baru. Untuk teman-teman yang
ingin bergabung kita tunggu sampai awal November,” kata Sadrah.(bib)
No comments:
Post a Comment