Memberikan Insprirasi & Informasi

Omah Sinten Resto Solo



Sajikan Kuliner Tradisional dengan Nuansa Tempoe Doeloe



Bagi masyarakat, khususnya para pemudik luar kota Solo yang ingin menikmati kuliner khas Keraton Mangkunegaran bisa datang ke Omah Sinten Resto di Jalan Diponegoro Nomor 34-35 Mangkunegaran, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.
Semua menu yang disuguhkan adalah menu-menu yang saat ini mulai ditinggalkan, bahkan dilupakan oleh kalangan masyarakat. Padahal jika dilihat dari filosofi sejarah, menu yang disajikan itu merupakan kesukaan bangsawan pada zaman dulu. Salah satu adalah Nasi Golong.
Nasi golong terdiri dari nasi putih yang dikepal atau dibulatkan, lauk urap sayuran, ayam goreng, potongan tahu dan tempe, telur rebus, dan sayur bening. Makanan ini disajikan di atas tampah (nampan dari bambu).
Menu ini begitu erat dalam tradisi kuliner masyarakat Jawa yang menyimbolkan persatuan. Konon, pada masa KGPAA Mangkunegoro I Pangeran Sambernyawa, menu ini menjadi favorit beliau.
Pada saat perang gerilya melawan penjajah, KGPAA Mangkunegoro I makan nasi golong dengan harapan dapat mempersatukan masyarakat yang sedang bergerilya.
Menurut Owner Representative Omah Sinten Haritage Hotel dan Resto, Lea Meliana, pada Lebaran tahun ini ada dua paket pilihan nasi golong yang dihadirkan. Paket pertama untuk satu orang (individu) dipatok dengan harga Rp42.500/porsi. Kemudian untuk empat orang atau keluarga kecil dipatok dengan harga Rp150.000/porsi.
“Untuk mendapatkan citarasa seperti masakan keraton asli, chef yang bertanggung jawab di resto ini bahkan belajar pada abdi dalem yang biasa memasak di keraton secara langsung,” terang Lea belum lama ini.
Selain nasi golong, menu reguler lainnya juga dihadirkan dalam menyambut hari kemenangan. Diantaranya ada garang asem bumbung, ayam goreng sereh, daging lombok ketok, jangan ndeso dan masih banyak lainnya.
“Kita juga mengenalkan menu baru berupa jenang suran. Jenang ini sengaja kita perkenalkan karena Solo beberapa waktu lalu telah mendeklarasikan sebagi kota kuliner jenang. Jenang suran kita patok dengan harga Rp20.000/porsi,” papar dia.
Sesuai dengan lokasi, terang Lea, Omah Sinten Resto ditata mengikuti gaya Jawa tempo doeloe. Interior Omah Sinten Resto sengaja dirancang dengan mengusung tema tradisional Jawa demi menghadirkan nostalgia terhadap perkampungan khas Jawa di tengah kota Bengawan. Mengacu pada falsafah arsitektur Jawa, kompleks ini memiliki pusat orientasi berupa sebuah pendopo beratap joglo.
“Tujuannya supaya tamu yang datang kesini itu nyaman dan betah. Selain itu juga mengingatkan suasana tempoe doeloe yang tidak dimiliki restoran lainnya.”
Tidak hanya itu, permainan tradisional tempoe doeloe seperti dakon, jaran kepang, wayang dan lainnya juga disajikan kepada para tamu. Khususnya bagi keluarga yang memiliki anak kecil. Permainan tradisional ini sengaja dihadirkan untuk melestarikan keberadaan permainan tradisional yang mulai punah.
Resto seluas 900 meter persegi ini juga dilengkapi joglo berkapasitas sekitar 46 pax. Lalu ada Bale Bojakrama yang bisa menampung 90-an orang. Kemudian garden memuat 30 orang, ruang limasan yang dapat digunakan oleh 30 orang di lantai atas, ruang bioskop serba guna, musala, hiburan keroncong dan akses Wifi gratis.
“Selama Lebaran kita targetkan dalam sehari mampu menghabiskan 200/pack nasi golong. Soalnya, menu andalan kita ini adalah nasi golong,” imbuhnya.(bib)
Share:

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Pengin Nulis. Powered by Blogger.

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.