“Memang setiap Ramadan stok darah tidak
seperti pada bulan-bulan biasa. Sebab, di bulan Ramadan banyak para pendonor
yang tidak mau mendonorkan darahnya. Namun persediaan ini masih dalam kondisi
aman. Jadi tidak perlu khawatir,” kata Sekretaris Palang Merah Indonesia Solo,
Sumartono Hadinoto.
Sumartono mengaku, terus melakukan
koordinasi dengan para pendonor yang telah resmi masuk dalam databese untuk
mendonorkan darahnya ke PMI. Seperti dari kalangan jemaat gereja, vihara maupun
masyarakat yang pada saat Ramadan tidak menjalankan puasa. Hal tersebut
dilakukan untuk menjaga agar stok darah dalam kondisi segar dan aman.
“Para pendonor yang rutin mendonorkan
darahnya ke PMI kebanyakan dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Tapi masa
Lebaran dan libur semester mereka banyak yang libur, sehingga mereka tidak bisa
mendonorkan darahnya. Dengan begitu persediaan kantung darah menjadi berkurang,”
terang dia.
Disamping itu, tidak banyaknya stok
darah juga disebabkan karena adanya tren baru dari pasien mengenai permintaan
darah. Masyarakat sekarang ini enggan menggunakan stok darah yang masa
penyimpanan lebih dari sepuluh hari.
Mereka mengganggap komponen dalam darah
sudah berkurang. Padahal, secara medis selama masa penyimpanan 35 hari darah
tersebut masih dalam kondisi aman.
“Melihat pengalaman Lebaran dua tahun
yang lalu kami menyediakan stok 10.000 kantung darah. Ternyata permintaan
menurun. Jadi menjelang arus mudik dan balik Lebaran tahun ini kami hanya
menyetok 3.000 kantung darah saja. Jumlah itu terdiri atas golongan darah A,
golongan B, golongan O dan golongan AB,” papar pria yang juga Wakil Ketua
Perkumpulan Masyarakat Surakarta, itu.
Meski sudah mempredisikan stok darah
aman hingga Lebaran, Sumartono menambahkan, PMI Solo tetap siap siaga
mempersiapkan sejumlah ambulan untuk mengantisipasi kebutuhan stok darah secara
mendadak.(*)
No comments:
Post a Comment