Kesempatan pulang kampung banyak dimanfaatkan para pemudik untuk mencicipi jajanan tradisional di Solo, Jawa Tengah. Hal tersebut karena Solo dikenal sebagai surganya kuliner. Ada kuliner serabi notosuman, dawet telasih, tengkleng, timlo Solo dan kuliner tradisional lainnya.
Salah seorang pemudik, Reni mengatakan, Solo merupakan surga kuliner di wilayah Jawa Tengah. Disamping banyak macamnya, kuliner Solo juga di kenal di berbagai daerah di Indonesia. Reni mengaku, memafaatkan pulang kampung ke Karangpandan, Karanganyar untuk berburu minuman tradisional di Solo.
"Mumpung pulang kampung saya sama keluarga main ke Pasar Gede Solo untuk membeli oleh-oleh dan minum es dawet telasih. Disamping rasanya enak, juga harganya terjangkau," terang Reni di Pasar Gede Solo, Senin (20/7/2015).
Reni mengaku, alasan mengajak keluarganya berburu makanan dan minuman tradisional serta oleh-oleh di Pasar Gede tersebut juga untuk mengenalkan keberadaan pasar tradisional. Sekarang ini masyarakat sudah mulai meninggalkan pasar tradisional dan beralih pasar modern.
"Sebenarnya di pasar tradisional itu juga banyak makanan yang higenis atau bersih. Hanya saja masyarakat gengsi dan memilih pasar modern," terang pemudik asal Cirebon.
Pemudik lain, Rasudin mengatakan, kesempatan pulang kampung tersebut juga dimanfaatkan untuk mengenalkan keluarganya terhadap makanan tradisional Solo. Meski baru pertama kalinya, Rasudin mengaku senang bisa mengisi liburan Lebaran dengan mencicipi makanan tradisional.
"Tujuan awal ke Pasar Gede, kok saya lihat ada ramai-ramai langsung saya dekati. Ternyata ada minuman tradisional dawet telasih. Saya coba sama keluarga rasanya enak. Baru kali ini saya nyoba," imbuh dia.
Sementara, salah seorang penjual dawet telasih Pasar Gede Solo, Rutulus Subekti mengaku dawet telasih buatannya sudah turun temurun. Saat ini sudah memasuki generasi ketiga. Dawet telasih miliknya dibuat menggunakan bahan alami tanpa bahan pengawet.
"Sehari bisa membuat 500 porsi. Harga per porsi dawet telasih saya jual Rp8.500. Semua bahannya tanpa pengawet dan dibuat secara tradisional," kata dia.
Dia mengaku, selama Lebaran penjualan dawet telasihnya mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat.(*)







No comments:
Post a Comment