Museum
Radya Pustaka Solo, Jawa Tengah menyimpan Al Quran dalam bentuk transliterasi
Jawa.
Transliterasi Al Quran dalam berbahasa Jawa ini adalah memiliki tujuan agar masyarakat Jawa dapat mengetahui dan memahami makna yang terkandung di dalamnya, dan dalam rangka dakwah Islam.
Transliterasi Al Quran dalam berbahasa Jawa ini adalah memiliki tujuan agar masyarakat Jawa dapat mengetahui dan memahami makna yang terkandung di dalamnya, dan dalam rangka dakwah Islam.
Hal
tersebut disampaikan salah seorang petugas Museum Radya Pustaka Solo, Totok
Yasmiran.
Menurut Totok Al Quran Jawa ini cenderung berupa terjemahan bebas.
Menurut Totok Al Quran Jawa ini cenderung berupa terjemahan bebas.
Dalam
penulisannya ada beberapa nomor ayat yang tidak sama dengan ayat Al Quran pada
umumnya (Mushaf Usmani).
“Meskipun
demikian, isinya tidak ada perubahan sehingga perbedaan tersebut tidak perlu
dipermasalahkan,” tegas Totok.
Terwujudnya
transliterasi Quran Jawa – Latin ini, kata Totok terlaksana kerjasama yang baik
antara Yayasan Sastra (selaku pengalih aksara) dengan Mesum Radya Pustaka
(selaku penyedia data).
“Penerjemahny
adalah Kyai Bagus Ngarpah (ulama Keraton Solo masa Pakubuwono X) pada Tahun
1835-1905.”
Dijelaskan,
penerjemahan Al Quran ke dalam bahasa Jawa mendapat penentangan dari seorang
pensiunan jaksa bernama, R.M Sulaeman.
Padahal sebelum itu, kata Totok sudah ada Al Quran dalam bentuk penerjemahan bahasa Belanda.
Padahal sebelum itu, kata Totok sudah ada Al Quran dalam bentuk penerjemahan bahasa Belanda.
“Penerjemahan
Al Quran ke dalam bahasa Jawa juga dianggap hal yang kontroversial. Namun,
Dokter Rajiman Mangun Husada menjadi penengah terkait alasan diterjemahkannya
Al Quran ke dalam bahasa Jawa,” jelasnya.
“Asalannya
untuk memudahkan masyarakat Jawa dalam memahami makna yang terkadung dalam Al
Quran itu.”
Totok
mengatakan, alih aksara Jawa – latin dimulai pada Tahun 2003 dan selesai Tahun
2005. Menghasilkan tiga naskah dengan masing-masing naskah 10 juz.
“Alih
aksara Al Quran Jawa –latin membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 tahun,” terang
Totok.(*)







No comments:
Post a Comment