Kajadian yang telah menimpa keluarga Arif Zainal Arifin (40) dan Suryanti (39) warga RT 005, RW 007, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah patut menjadi pelajaran bagi semua orangtua.
Ketiga putranya, yakni Refi Rivelli (18), Sasiati Satsuni (11), dan Angger Abdul (9) saat mendaki Gunung Lawu yang merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur tersebut, tersesat selama tiga hari.
Beruntung, ketiga anaknya, dua masih di bawah umur tersebut berhasil diselamatkan oleh tim SAR setelah dilakukan pencarian.
Ketika ditemui di kediamannya, Suryanti mengaku tidak memiliki perasaan was-was terhadap ketiga anaknya tersebut. Pasalnya, pada waktu berangkat ada empat temannya dari Solo, yakni Maya (18), Rizai (18), Puput (18) dan Gabriel (18) yang ikut mendaki Gunung Lawu.
“Tidak ada perasaan apa-apa. Soalnya saat mendaki anak saya tidak sendirian. Ada empat temannya dari Solo yang ikut mendaki,” terang Suryanti, Kamis (30/7/2015) petang.
Dia menceritakan, sebelum peristiwa itu terjadi ketiga anaknya tersebut berkeinginan untuk mengisi liburan akhir pekan dengan mendaki Gunung Lawu.
Karena sudah sering mendaki Gunung Lawu, akhirnya Sabtu (25/7) sore memutuskan untuk berangkat dari Solo menuju Posko Cemoro Kandang.
Kemudian sekitar pukul 16.00 WIB ketiga anaknya beserta empat temannya naik menuju Puncak Lawu melalui pos pendakian Cemoro Kandang. Seharusnya Minggu sore sudah turun dari Puncak Lawu menuju pos pendakian Cemoro Kandang.
Karena tidak ada kabar, Suryanti menunggu hingga Senin (28/7) sore, tetapi belum ada tanda-tanda ketiga anaknya dan empat temannya turun.
Khawatir terjadi apa-apa, Suryanti kemudian meminta bantuan kepada tim SAR untuk mencari ketiga anaknya tersebut.
“Minggu pagi saya dan suami sempat mengirimkan logistik buat anak-anak. Seharusnya Minggu sore itu sudah turun, tetapi belum ada kabar sampai Senin sore.”
Setelah dilakukan penyisiran dan pencarian oleh tim SAR, akhirnya sekitar pukul 16.30 WIB di areal Sendang Drajat, sekitar 1 km dari puncak. Kemudian diturunkan dan sampai di pos Cemorosewu pukul 21.00 WIB.
“Kami sampai Solo pukul 2 malam dengan diantar oleh tim SAR.”
Sementara anak ketiga Suryanti, Angger mengatakan, sudah dua kali mendaki Gunung Lawu. Pertama dilakukan pada waktu pergantian tahun 2015. Kemudian kedua Sabtu (25/7) kemarin. Sempat mendirikan tenda dan bermalam di Puncak Lawu.
“Pada waktu mau turun sempat bingung. Saya melihat di bawah itu ada perkotaan. Setelah saya turun ternyata jurang. Kemudian naik lagi ke Sendeng Derajat,” kata dia.
Angger mengaku sempat meminta tolong kepada orang. Namun, bermintaan tolongnya tersebut tidak didengar pendaki lain. Padahal pada saat itu dirinya bersama dengan saudara dan temannya melihat banyak pendaki yang melintas.
“Mereka tidak melihat. Padahal sudah kami teriaki minta tolong.”(*)
Ketiga putranya, yakni Refi Rivelli (18), Sasiati Satsuni (11), dan Angger Abdul (9) saat mendaki Gunung Lawu yang merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur tersebut, tersesat selama tiga hari.
Beruntung, ketiga anaknya, dua masih di bawah umur tersebut berhasil diselamatkan oleh tim SAR setelah dilakukan pencarian.
Ketika ditemui di kediamannya, Suryanti mengaku tidak memiliki perasaan was-was terhadap ketiga anaknya tersebut. Pasalnya, pada waktu berangkat ada empat temannya dari Solo, yakni Maya (18), Rizai (18), Puput (18) dan Gabriel (18) yang ikut mendaki Gunung Lawu.
“Tidak ada perasaan apa-apa. Soalnya saat mendaki anak saya tidak sendirian. Ada empat temannya dari Solo yang ikut mendaki,” terang Suryanti, Kamis (30/7/2015) petang.
Dia menceritakan, sebelum peristiwa itu terjadi ketiga anaknya tersebut berkeinginan untuk mengisi liburan akhir pekan dengan mendaki Gunung Lawu.
Karena sudah sering mendaki Gunung Lawu, akhirnya Sabtu (25/7) sore memutuskan untuk berangkat dari Solo menuju Posko Cemoro Kandang.
Kemudian sekitar pukul 16.00 WIB ketiga anaknya beserta empat temannya naik menuju Puncak Lawu melalui pos pendakian Cemoro Kandang. Seharusnya Minggu sore sudah turun dari Puncak Lawu menuju pos pendakian Cemoro Kandang.
Karena tidak ada kabar, Suryanti menunggu hingga Senin (28/7) sore, tetapi belum ada tanda-tanda ketiga anaknya dan empat temannya turun.
Khawatir terjadi apa-apa, Suryanti kemudian meminta bantuan kepada tim SAR untuk mencari ketiga anaknya tersebut.
“Minggu pagi saya dan suami sempat mengirimkan logistik buat anak-anak. Seharusnya Minggu sore itu sudah turun, tetapi belum ada kabar sampai Senin sore.”
Setelah dilakukan penyisiran dan pencarian oleh tim SAR, akhirnya sekitar pukul 16.30 WIB di areal Sendang Drajat, sekitar 1 km dari puncak. Kemudian diturunkan dan sampai di pos Cemorosewu pukul 21.00 WIB.
“Kami sampai Solo pukul 2 malam dengan diantar oleh tim SAR.”
Sementara anak ketiga Suryanti, Angger mengatakan, sudah dua kali mendaki Gunung Lawu. Pertama dilakukan pada waktu pergantian tahun 2015. Kemudian kedua Sabtu (25/7) kemarin. Sempat mendirikan tenda dan bermalam di Puncak Lawu.
“Pada waktu mau turun sempat bingung. Saya melihat di bawah itu ada perkotaan. Setelah saya turun ternyata jurang. Kemudian naik lagi ke Sendeng Derajat,” kata dia.
Angger mengaku sempat meminta tolong kepada orang. Namun, bermintaan tolongnya tersebut tidak didengar pendaki lain. Padahal pada saat itu dirinya bersama dengan saudara dan temannya melihat banyak pendaki yang melintas.
“Mereka tidak melihat. Padahal sudah kami teriaki minta tolong.”(*)







No comments:
Post a Comment