Ular python berukuran 3 meter dengan berat 25
kilogram ‘gegerkan’ pengunjung Car Free Day
(CFD) Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Minggu (23/8/8/2015).
Kemunculan hewan reptil tersebut sengaja dilakukan untuk diperkenalkan dan
dipertontonkan kepada masyarakat.
Pasalnya, hewan reptil satu ini terbilang menakutkan
dan berbahaya. Selain bentuknya yang panjang, bersisik licin juga mematikan
jika terkena gigitan atau bisanya. Sehingga tidak sedikit jenis hewan ini yang
dibunuh.
Namun yang ini berbeda, ular python yang dipamerkan oleh
komunitas pecinta ular (hobiis) Solo dalam ajang bebas kendaraan bermotor ini
sangat jinak. Pengunjung pun bisa melihat secara dekat, memegang, bahkan
melilitkan ular python jenis reticulatus atau sering disebut ular sanca kembang di tubuhnya.
Ketua komunitas pecinta ular, Frans (30)
mengungkapkan, aksinya tersebut sengaja dilakukan untuk mengenalkan ular kepada
masyarakat. Selama ini masyarakat mengenal ular itu menakutkan dan berbahaya.
“Sebenarnya tidak semua hewan reptil itu menakutkan
dan berbahaya. Tinggal bagaimana kita memahami dan mengetahui karakternya saja,”
terang Frans kepada.
Padahal jika masyarakat dapat memahami karakternya,
jelas Frans, ular tersebut sebenarnya memiliki peran penting bagi masyarakat.
Yakni sebagai predator alami tikus. Sehingga keberadaan ular dapat membantu
mengurangi populasi hama tikus.
Dia mengaku memelihara ular python tersebut sudah
sejak Tahun 2007. Awalnya hanya iseng. Kemudian mencoba untuk membudidayakan
sendiri. Saat ini sudah memiliki sekitar empat jenis ular python. Di antaranya
adalah python jenis molurus dan boa.
“Perlakukan ular itu seperti layaknya hewan
peliharaan, dibelai-belai, dimandikan dan dibawa jalan-jalan. Jadi salah jika selama
ini orang-orang banyak yang menganggap bahwa ular adalah binatang yang
menakutkan,” papar warga Gading, Pasar Kliwon.
Frans mengaku sekali makanan ular python
peliharaannya tersebut dapat menghabiskan 2 kilogram daging ayam.
“Selain di CFD, kita juga mengenalkan hewan reptil
ini kepada pengunjung di mal,” terang dia.(*)
No comments:
Post a Comment